Seorang hamba yang tunduk tunduk mengalami penghinaan dan kenikmatan yang liar ketika kereta api disiplin tergelincir. Dihukum dengan pukulan yang tidak henti-henti, dia dengan penuh semangat menyerah kepada kedalaman yang melampau dari keinginan tuannya, yang berakhir dengan ganjaran wajah yang klimaks.